Kisah Konkret Sang Ops Dapodik : Diriku Hina Di Hadapan Anak Dan Istri

Sahabat Operator Dapodikdas yang berbahagia...

Selepas sholat Magrib, baca Al-qur'an sejenak dilanjutkan gendong si kecil. Hingga Isya’ pun kulalui… 

Kulanjutkan menuju kantor sekolah yang kebetulan bersebelahan dengan rumahku, tiba tiba tiba menyusul buah hatiku… Babah yuk tidur...??? Kugendong dan kubaringkan di atas tikar…, sejenak kupeluk dan kucium anakku…

Beberapa detik kemudian, saya pamit melanjutkan lembur Dapodik. Tiba tiba dengan logat yang polos anak seusia 4 tahun, anakku berkata "Babah bila malam jangan kerja…??? 

Entah apa tuntutan Dapodik saya merayu dengan memperlihatkan selembar kerta uang pecahan Rp. 50.000. Anaku senyum dan senyum membiarkan saya berlalu meninggalkan penghantar tidurnya.

Tiga langkah berlalu kupandangi 2 anakku dan istri yang sedang berbaring, langkah demi langkah kulanjutkan menuju kantor sekolah. 1 jam kemudian di depan monitor laptop terlintas bayangan anak dan istri…benak pikiranku terlintas ada kalimat 

"Benarkah kasih sayang suami kepada anak istri cukup di bayar dengan pecahan 50.000…???”. Sudah 7 hari ini saya pulang tengah malam pukul 00:00 bahkan lebih... DI MANAKAH KASIH SAYANGMU…??? Ohh anakku sayang…, maafkan babahmu ini…

Aku tahu kamu ingin jelang tidurmu di peluk ayahmu nak…??? Nak maafkan aku…., kutulis status ini jam menandakan pukul 00:09, yang artinya saya masih di kantor. Kuputuskan untuk pulang dan akan kucium anakku… Ya Alloh.., ampunilah keangkuhanku ini…

0 Response to "Kisah Konkret Sang Ops Dapodik : Diriku Hina Di Hadapan Anak Dan Istri"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel