Buku Sebagai Basis Pembelajaran

Sahabat Edukasi yang berbahagia... Dalam kesempatan yang baik ini, admin akan publikasikan artikel khusus yang telah ditulis dan dikirmkan oleh salah satu pendidik yang juga sekaligus mendapat kiprah pelengkap sebagai pengawas sekolah dari tempat Sumatera Barat yang berjudul Buku sebagai basis pembelajaran serta kunggulannya, selengkapnya sebagai berikut :

Buku dan keunggulannya

Oleh : Syafruddin, S.Pd. NIP. 195612181980101001  
(Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kota Pariaman)       

Buku merupakan alat untuk mencapai kemajuan. Di dalamnya tersimpan aneka macam ilmu. Ilmu yang tersimapan di dalam buku itu jikalau digali  ia merupakan sumber mata air ilmu pengetahuan. Mata air yang mengalir dalam buku ini akan sanggup membersihkan karat-karat kebodohan. Masa depan pencinta buku akan lebih cerah dan pikirannya akan bertambah cerdas.

Tentu saja yang kita maksudkan dengan buku yang menjernihkan dan mencerdaskan itu yaitu buku yang ditulis orang-orang yang kredibel dalam bidangnya. Orang yang merasa bertanggung jawab terhadap pengembangan ilmu dan pemebentukan karakter bangsa. Orang yang bersedia berkorban demi bangsa dan kecerdasannya. Orang yang menginginkan bangsanya mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dari orang ini akan mengalir ide-ide segar untuk merubah keadaan bangsa ke arah lebih baik. Mata air inspirasi ini mengalir ke setiap orang yang haus akan ilmu. Dengan istilah lain buku yang dilahirkan oleh orang-orang kredibel yaitu buku yang sarat dengan gizi ruhani. Bahasanya komunikatif,kalmatnya tertata dengan baik.

Buku yang kaya dengan gizi ruhani akan sanggup menumbuh kembangkan kehidupan seseorang.  Ruhani yaitu belahan penting kehidupan insan yang harus disirami dan diberi makan. Ruhani yang kering dan gersang akan membawa insan kepada keresahan dalam mencapai tujuan hidup. Dengan membaca buku-buku yang sarat gizi ruhani kehidupan akan menjadi dinamis, optimis dan bercahaya.

Amat disayangkan kiprah buku yang demikian besar dan penting itu,tidak disadari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Budaya membaca belum tumbuh secara subur dalam kehidupan masyarakat. Inilah penyebab kita  tertinggal terus dar negara-negara lain. Sekolah sebagai tempat pembinaaan generasi muda dan tempat tumbuhnya benih-benih pemimpin untuk masa datang  juga belum  banyak geliatnya untuk menumbuhkan minat baca. Bukan lantaran kekurangan buku. Justru dikala ini sekolah-sekolah sudah punya koleksi buku yang lumayan. Apalagi dengan dianggarkannya biaya pemeblian buku memlalui dana BOS  Buku.

Permasalahan yang kita lihat untuk menumbuhkan budaya baca yaitu kurangnya motivasi dari pendidik. Guru-guru kita belumlah insan yang haus ilmu pengetahuan. Sebagian mereka mengandalkan ilmu yang didapat dari perguruan tinggi tinggi . Seperti dikatakan Penyair Taufik Ismail mereka rabun membaca dan pincang menulis. Bagaiaman orang yang rabun untuk sanggup membimbing? Bagaiamana orang yang pincang sanggup berpacu untuk mencapai estafet.

Permasalahan lain untuk menumbuhkan minat baca yaitu kasus buku yang ada di perpustakaan itu sendiri. Buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah belumlah ditulis secara baik. Hendaknya buku-buku yang di drop ke sekolah itu yaitu buku yang menggerakkan dan buku yang bergizi. Buku-buku yang menggerakkan yaitu buku yang apabila dibaca oleh seorang membuat  orang itu menjadi cerdas.bertambah ilmunya.

Dengan membaca buku yang menggerakkan seseorang tidak akan berhenti membaca satu buku saja, ia akan berusaha mencari dan mencari lagi ilmu yang dibutuhkannya. Kaprikornus seseorang yang  tercerahkan dengan buku,tanpa disuruh ia akan berusaha sendiri untuk mencari buku-buku yang lebih baik gizinya dari buku yang telah dibacanya. Buku yang bergizi yaitu buku yang membawa peningkatan wawasan seseorang. Ruhani seorang yang membaca  buku yang bergizi akan tumbuh dan berkembang secara baik. Ruhani yang tumbuh dan berkembang secara baik inilah yang menaikkan taraf dan kualitas hidup seseorang.

Kelemahan-kelamahan Dalam Penulisan Buku
     
Kalau buku yang dibaca itu tidak buku yang bergizi dan tidak menggerakkan pikiran, siswa akan menghentikan bacaannya dan meningggalkan perpustakaan. Inilah dampak negatif dari buku-buku yang di drop ke sekolah tanpa seleksi yang ketat.

Di sekolah, buku-buku yang menggerakkan dan bergizi  ini belum banyak kita temukan. Buku yang di koleksi  perpustakaan sekolah sebagian hanya memperdayakan siswa bukan yang memberdayakan siswa.Begitu juga di perpustakaan umum. Sebagian besar buku-buku yang ditulis oleh para pakar itu belum bisa menggerakkan dan  memberdayakan masyarakat pembaca. Artinya buku koleksi di perpustakaan itu,sebagaian besar ditulis secara tergesa-gesa tanpa memenuhi unsur kecerdikan sehat dan logika Idenya manis tetapi tidak tertata dan tidak disampaikan secara komunikatif.

Kalimatnya panjang-panjang sehingga sulit memahaminya dan menciptakan siswa menjadi bosan. Inilah penyakit penulisan buku yang  belum teratasi. Buku-buku lebih banyak mencapai  pemenuhan sasaran dari pada kualitas dan segi manfaatnya. Untuk ini barangkali diharapkan satu tim yang bisa untuk menyeleksi buku-buku yang akan di drop kesekolah-sekolah. Atau berilah kebebasan  ke sekolah wacana buku-buku apa yang dibutuhkannya. Jangan banyak pendiktean wacana buku-buku koleksi sekolah.

Buku-buku yang dijadikan koleksi perpustakaan itu hendaknya buku-buku yang diubahsuaikan dengan kebutuhan sekolah. Kalau buku penunjang hendaknya memang  sanggup dijadikan penambah wawasan. Kalau buku wajib hendaknya  sanggup menuntun  dalam  pelaksanaan tugas. Jangan buku petunujuk guru  tidak relevan dengan pegangan siswa. Yang namanya buku petunjuk itu harus terang operasional, terang petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknisnya. 

Kurikulum 2013 diharapkan sanggup merubah teladan pikir guru dan siswa dalam berguru dan bekerja dalam melakukan tugas. Namun cita-cita yang  ditumpangkan  pada kurikulum 2013 ini masih terkendala dengan buku pegangan guru dan siswa. Buku pegangan guru dan buku pegangan siswa belum relevan.  Buku pegangan guru belum menunjukkan petunjuk konkrit wacana  tugas dan materi yang diberikan.  Buku pegangan siswa belum sepenuhnya sanggup membimbing siswa untuk bekerja secara efektif. Contohnya buku pegangan  guru dan siswa  dalam bidang studi bahasa Indonesia (mungkin berlaku juga bagi buku pegangan bidang studi lain).

Buku pegangan guru tidak menunjukkan petunjuk yang terang kepada guru bahasa indonesia wacana apa yang harus dikuasai siswa setiap  pertemuan. Akhirnya guru mengajar kembali kepada cara usang dengan metode ceramah. Padahal  dalam pembelajaran bahasa Indonesia (juga setiap bidang studi),setiap pertemuan, guru sanggup memebrikan pemebelajaran dengan pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah meliputi; mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Dalam petunjuk guru ini tidak dijelaskan secara mendetail. Kalau guru diberi bimbingan dengan terang melalui  buku maka pembelajaran akan menarik bagi siswa. Siswa akan sanggup berkembang secara baik . Sebab dalam setiap tatap muka, guru membuatkan potensi setiap anak.

Berikanlah buku yang baik kepada siswa jikalau kita menginginkan siswa  berkembang berdasarkan potensinya.  Suguhkan kepada siswa buku yang bergizi  maka suplai ini akan menyehatkan ruhani siswa. Berikanlah kepada siswa buku yang menggerakkan maka potensi membacanya akan  berkembang dengan baik. Jika potensi membacanya berkembang, ia akan merasa haus dengan buku. Siswa yang haus akan bacaan,akan berusaha mencari materi bacaan dimana dan ke mana saja. Sebab ia sudah mencicipi bahwa materi bacaan itu yaitu kebutuhannya yang sudah tidak sanggup ditunda. Jika kita sudah sanggup membuatkan potensi membaca anak di sekolah beberapa tahun mendatang,masyarakat  Indonesia  akan meningkat budaya bacanya.

Uraian Teori

Orang-orang sukses  tidak bisa melepaskan kehidupannya dari buku.  Dengan buku kesulitan menjadi mudah. Melalui membaca buku kualitas hidup bisa ditingkatkan. Butir-butir mutiara yang  dirangkai dalam buku, sanggup menunjukkan cahaya kehidupan kepada pembacanya. Kalau ingin membangun Indonesia yang lebih cerah di masa depan semua kita terutama yang peduli dengan nasib bangsa yang akan datang, harus ikut menggenjot semoga bangsa ini gemar membaca. Kalau ingin mengejar ketertinggalan dari bangsa lain resepnya  adalah dengan banyak membaca buku. Kita harus melibatkan diri bagaimana supaya budaya baca ini sanggup ditingkatkan. Kita harus memasang watu bata semoga bangunan bangsa ini sanggup lebih kokoh. Kekokohan ini akan bisa tegak dengan membaca.  Sikap  inilah yang  harus ditaamkan  bagi orang yang menginginkan semoga bangsa ini tidak selalu pada rangking terbawah dalam segala yang negatif. Ini memerlukan kerja keras. Usaha ini tidak mengenal  lelah dan harus bersifat rutin dan berkelanjutan.

Shindunata  dalam memberikan  pengantar  buku Hernowo “Main-main dengan Teks “ menuliskan: ”membaca dan menulis bukanlah soal  metode atau teknik melainkan soal hidup dan keberanian”. Dari  kutipan ini sanggup kita menarik nilai inspiratif, membaca buku itu yaitu soal kebutuhan hidup. Orang yang  berani hidup harus banyak membaca. Jika ingin hidup lebih baik beranikan diri untuk banyak membaca.  Jangan dihanyutkan oleh kasus kehiduan. Orang yang hanyut dan larut dalam duduk masalah hidup yaitu orang yangkurang membaca.

Terutama membaca kehidupan itu sendiri. Kemudian orang yang banyak membaca niscaya sanggup mengatasi kesulitan hidup. Apalagi kalau banyak membaca buku-buku wacana petunjuk kehidupan. Kemudian apa hubungannya dengan menulis? Orang yang banyak  membaca niscaya bisa banyak menulis. Sebab   tulisan yang dilahirkan penulis berasal dari buku yang dibaca. Beban kehidupan yang berat bisa diringankan dengan membaca dan menuliskannya.

Fuad Hasan dalam menunjukkan pengantar buku “Bukuku Kakiku”: (editor  St.Sularto,dkk) mengatakan:” Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia  umumnya,membaca merupakan fungsi yang sangat penting artinya bagi kemajuan tingkat  peradaban manusia. Kiranya beralasan untuk menyatakan bahwa tingkat perkembangan manusia  berjalan seiring dengan mantapnya budaya baca”. Dari pendapat ini sanggup kita lihat bahwa untuk merubah teladan pikir pemalas menjadi rajin yaitu dengan membaca .Untuk meningkatkan perilaku pesimis menjadi optimis yaitu dengan membaca. Kalau kita lihat bangsa-bangsa yang maju,mereka telah menjadikan membaca buku sebagai suatu kebutuhan. Jepang contohnya yaitu bangsa yang  maju di Asia.

Kemajuan bangsa Jepang yaitu berkat agenda pemerintahannya yang mendorong semoga bangsa Jepang banyak membaca. Dengan budaya baca yang tinggi masyarakat Jepang mengalami kemajuan pesat. Jepang yang hancur  dengan bom Hirosima dan Nagasaki, kemudian Jepang”membom dunia” dengan kemajuan industrinya. Jepang tidak menangisi kehancuran tetapi dijawab dengan membaca dan bekerja berdasarkan wawasan yang luas dari bacaan. Dengan membaca bangsa Jepang menjadi raja industri  dunia.  Membuat negara maju lainnya kalang kabut dengan membanjirnya hasil industri Jepang. Itulah keampuhan membaca untuk merubah kehidupan, merubah nasib bangsa.

Berkat keampuahan  membaca itulah,Allah Swt dalam surat pertama,yang diturunkn kepada Rasulullah  memerintahkan membaca.  Dengan membaca,umat yang jahiliah dalam 23 tahun. sanggup menaklukkan dunia. Mereka tinggalkan perilaku jahiliah yang hanya mengungkung teladan pikir dan membutakan hati. Mereka tinggalkan  perilaku jumud (terkungkung) dirubah dengan kekbebasan berpikir yang berdasar pijakkan kebenaran dari Allah dan RasulNya. Merka buka hatinya yang gelap dengan cahaya iktikad yang menyinari kehidupan.  

Bukan hanya kehidupan dunia, tetapi dunia dan akahirat. Buya Malik Ahmad dalam Tafsir Sinar Jilid 1 menafsirkan  surat Al Alaq ayat 1 sebagai berikut : “Perintah Iqra', menciptakan umat yang membisu menjadi bergerak, merubah dari pasif menjadi aktif, menciptakan orang yang tidak paham menjadi sadar.

Orang yang menyadari  pentingnya perintah Iqra’ akan selalu berusaha bahwa peningkatan kualitas hidup yaitu kewajiban. Kewajiban ini dilakukan lantaran ia sadar bahwa perintah yang diberikan Allah melalui rasul-Nya itu yaitu suatu perintah untuk kepentingan dirinya sendiri. Perintah membaca bukanlah sekedar untuk menambah ilmu saja tetapi yaitu untuk memperbaiki diri yang lemah,yang kosong dari iman. Kelemahan-kelemahan insan akan sanggup di atasi jikalau ia mau merubahnya.

Cara merubah itu yaitu dengan membaca. Membaca bukan hanya  memahami karakter demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat. Tetapi yang utama yaitu mengambil nilai-nilai yang ada dari buku yang dibaca. Lainnya  adalah membaca untuk membaca kelemahan diri. Kelemahan diri bisa diperkuat jikalau yang dibaca itu yaitu nilai-nilai yang dibutuhkan ruhani.  Ajaran yang paling berpengaruh dalam menyuburkan ruhani yaitu nilai yang terdapat dalam Al Alquran dilengkapi dengan sunah Rasulullah.

Tinjauan dan Ulasan
      
Setelah kita  memahami hakikat membaca, kesadaran kita akan bertambah wacana ampuhnya membaca untuk merubah langsung dan bangsa. Keampuhan membaca bukan hanya menguntungkan kepentingan dikala membaca  saja,tetapi sudah itu hilang. Tidak menyerupai  itu yang diharapkan. Nilai-nilai yang kita ambil dari bacaan itu hendaknya sanggup kelemahan diri, Kalau kita pemalas selama ini membaca,kita harus menyediakan waktu lebih banyak untuk membaca. Kurang dalam membaca berarti  kita belum menyadari tanggung jawab sebagai khalaifah Allah di bumi. Dengan membaca, tanggung jawab itu, hendaknya kita laksanakan dengan sebaik-baiknya.

Kalau ditinjau dari ilmu komunikasi, kata-kata yang baik itu akan menjadikan energi positif. Orang yang selalu mendengar dan membaca kata yang baik dan positif ia akan bertindak positif. Sebaliknya orang yang selalu mendengar dan membaca kata-kata yang negatif akan cenderung bertindak negatif. Hal ini masuk akal lantaran insan dibuat oleh hal-hal  yang masuk ke dalam dirinya. Jika yang masuk positif keluarnya juga positif, kalau yang masuk banyak yang negatif keluarnya juga hal yang negatif.

Jika kita ingin merubah diri kita dari negatif ke positif maka kita juga harus banyak membaca buku-buku yang positif. Kayakanlah diri dengan hal-hal yang positif maka kita akan tetap berpikir dan bertindak positif.

Kalau kita tinjau dari psikologi agama Islam, hal ini juga cocok. Islam mengajarkan melalui sebuah hadis Rasulullah, siapa yang dibesarkan dengan barang yang haram, maka neraka kesudahan hidupnya. Barang yang haram yaitu barang tidak sesuai zatnya dengan badan kita. Bisa juga barang itu baik secara higienes tetapi cara mendapatkannya tidak sah berarti juga  haram. Barang haram ini akan mengalir ke seluruh badan orang yang memakannya. Jika aliran darahnya dipengaruhi oleh benda haram berati teladan pikirnya cendrung kepada yang haram. Artinya orang yang memakan benda haram akan selalu tindakan dan teladan pikirnya memperturutkan hawa nafsu dan bertindak di luar kemanusiaan. Sebab benda yang haram itu membawa kepada kecenderungan mengikuti hawa nafsu. Sedangkan hawa nafsu itu alat setan untuk menjerumuskan manusia.

Kaitan dengan membaca buku adalah,seorang yang membaca buku berarti ia mensuplai makanan ruhani ke dalam jiwanya. Jika kata-kata yang ditawarkan buku yaitu kata-kata yang bernas,baik dan bergizi maka berarti ia telah memasukkan gizi yang baik ke dalam tubuhnya. Kata-kata yang baik ini jikalau ditelan  dan dimasukkan menjadi gizi ruhani, maka ruhaninya akan berkembang secara baik. Itulah hal-hal yang positif dari acara membaca buku.

Kesimpulan

Dari uraian di atas sanggup ditarik beberapa kesimpulan:

1.   Budaya baca belum berkembang secara baik di negara kita. Untuk itu pemerintah, sekolah, cendekiawan hendaknya sanggup memotivasi masyarakat dan anak didik semoga gemar membaca.
2.   Untuk menumbuhkan gemar membaca ini, buku-buku yang disediakan di perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa yaitu buku-buku yang menjadikan dan menggerakkan minat baca. Buku-buku tersebut harus berisikan ide-ide yang segar, kalimatnya tertata dengan baik, kata-katanya bernada positif dan membangkitkan selera baca. Dengan cara menyerupai ini masyarakat dan siswa di sekolah akan menjadikan membaca sebagai sebuah kebutuhan. Sebab dengan membaca buku yang bergizi dan kalimat yang tertata dengan baik menimbulkan minat bacanya tumbuh. Dia tidak menginginkan membaca satu buku,tetapi membutuhkan dua atau tiga buku dengan tema yang sama atau berbeda tema.
3.   Membaca sangat ampuh untuk merubah teladan pikir pribadi. Jika teladan pikir berubah bangsa akan berubah. Bangsa ini terdiri dari pribadi-pribadi.
4.   Dari segi manapun kita meninjau, psikologi, komunikasi apa lagi agama, membaca itu yaitu penting. Sebab dengan membaca, kekayaan batin kita akan bertambah. Dengan membaca kita akan berubah. Dengan membaca kualitas hidup bisa ditingkatkan. Semua ilmu akan mengajak pemiliknya kepada kemajuan.

Daftar Pustaka

  • Ahmad, H.A.,Malik, Tafsir Sinar Jilid 1,LPPA Muhammadiyah, Jakarta,1963
  • Hernowo, Main-main dengan Teks Sembari Mengasah Potensi Kecerdasan Emosi, Kaifa, Bandung 2004
  • Quantum Reading, MLC, Bandung, 2003
  • Bagaimana Membuat Buku Yang Menggugah, MLC, Bandung, 2005
  • Sularto, dkk. (editor), Bukuku Kakiku, Gramedia, Jakarta, 2004
  • Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
  • Nur, Syafruddin, Buah-buah Manis Membaca dan Menulis,Forum Aktif Menulis(FAM) Indonesia,Kediri Jawa Timur, 2013

0 Response to "Buku Sebagai Basis Pembelajaran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel