Perkembangan Pencak Silat Dan Minat Siswa Di Indonesia Bab Timur

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Sebagai olahraga orisinil Indonesia, pencak silat telah tersebar ke banyak sekali penjuru tanah air. Olahraga ini juga telah menjadi jadwal rutin pertandingan dunia yang diikuti banyak negara. 

Namun, secara prestasi, di tingkat pelajar, sebut saja dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), atlet-atlet dari Pulau Jawa masih mendominasi. Lalu bagaimana dengan pengembangan pencak silat di daerah Indonesia bab timur?

(Kiri-kanan) Jupri, Olivia, Kandacong
Kandacong, Pelatih Kepala kontingen pencak silat dari Papua, menyampaikan perkembangan pencak silat di sana tak terlalu menggembirakan. Minat siswa, terutama suku orisinil di Papua, kurang terhadap olahraga ini. “Di Papua, yang paling dicintai sepak bola,” katanya di Hotel Sheraton Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (5/8/2015).

Namun Kandacong tidak menyerah. Ia gencar memberi klarifikasi kepada siswa dan belum dewasa Papua supaya juga mencintai pencak silat sebagai budaya warisan leluhurAntusiasme siswa terhadap pencak silat begitu potensial. Perlu perhatian serius Pemerintah Daerah dan pelatih.

Ia mendukung kebijakan Pemerintah Daerah yang menerapkan sistem lima hari berguru dan satu hari acara ekstrakurikuler. Pencak silat menjadi jadwal ekstrakurikuler. “Kami berharap pencak silat dimasukkan ke dalam suatu kurikulum. Ini yang kami tunggu,” ucapnya.

Jupri, rekan Kandacong, justru melihat antusiasme belum dewasa Papua terhadap pencak silat. Sebagian mereka yang berminat pencak silat mengikuti kelas khusus olahraga. “Pembiayaannya dari Pusat,” ujar instruktur pencak silat yang juga guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sentani, Kabupaten Jayapura, ini.

Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, punya Doney Soefyan. Ia mencetak atlet-atlet pencak silat berbakat di sana dan mengorbitkan mereka sampai kejuaraan nasional dan internasional. Melalui sanggar seni dan olahraga Karta Negara, belum dewasa yang berminat pada pencak silat dilatih. “Suku orisinil lebih banyak didominasi Sumba Timur yakni Sumba dan Sabu. Banyak dari mereka yang bergabung di Sanggar,” ucap Nelis Jo, instruktur pencak silat asal NTT.

Selain turut melatih di sanggar itu, Nelis juga mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pandawai, yang letaknya sekitar 38 kilometer dari sanggar yang terletak di Kota Waingapu. “Saya salah satu guru yang paling siap berkorban. Tidak cari untung,” ujarnya.

Menurut Nelis, dalam waktu bersahabat Pemerintah Daerah akan menerapkan penambahan jam efektif untuk pencak silat. Selama dua jam, usai jam pulang sekolah, siswa diwajibkan mengikuti pencak silat.

Di Maluku, minat siswa terhadap pencak silat tergolong baik. Pencak silat di sekolah sebagai acara ekstrakurikuler. Menurut Samsudin, instruktur pencak silat kontingen Maluku, seleksi kompetisi pencak silat menyerupai di ajang O2SN sudah berjalan baik. Seleksi dilakukan mulai dari tingkat sekolah, gugus, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.

Namun, Samsudin berharap, Pemerintah Daerah sedianya memberi perhatian pada training kontingen sebelum berangkat ke arena kompetisi. “Waktunya tidak hanya seminggu. Pelatih juga dibina,” ucap instruktur pencak silat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Ambon ini.

Pembinaan pencak silat di Indonesia bab timur terus berjalan. Bibit-bibit atlet hebat terus disiapkan. Suatu saat, mereka muncul ke permukaan dan menjadi juara, menyapu dominasi Jawa.* (Billy Antoro)

0 Response to "Perkembangan Pencak Silat Dan Minat Siswa Di Indonesia Bab Timur"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel